Kamis, Maret 05, 2009

PERLUYA STRATEGI PENGEMASAN YANG TEPAT

Pengemasan merek (packaging) meliputi kegiatan promosi, perlindungan, dan penambahan nilai sebuah produk. Pengemasan dapat menjadi hal yang sangat penting, baik bagi penjual maupun konsumen. Pengemasan dapat menjadikan produk lebih nyaman untuk digunakan atau disimpan. Pengemasan dapat menghindari kebusukan atau kerusakan produk. Pengemasan yang baik akan menjadikan produk lebih mudah untuk diidentifikasikan serta memudahkan promosi merek pada titik pembelian dan bahkan ketika sedang digunakan.


Pengemasan dapat meningkatkan nilai sebuah produk

kemasan yang baru dapat membuat perbedaan penting dalam strategi pemasaran yang baru – dengan memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih baik. Terkadang, sebuah kemasan baru menjadika produk lebih mudah dan aman untuk digunakan. Sebagai contoh, saat ini sebagian besar obat-obatan dan produk makanan disegel secara khusus guna mencegah terjadinya kerusakan produk.


Pengemasan mengirimkan pesan

pengemasan dapat mengaitkan produk dengan seluruh strategi pemasaran. Kemasan baterai Energizer yang memiliki ciri kelinci berwarna merah muda, dapat dilihat di iklan televisi yang menarik perhatian dan mengingatkan konsumen bahwa baterai tersebut tahan lama. Kemasan yang baik terkadang memberikan perusahaan lebih banyak efek promosi dibandingkan yang bisa didapat oleh iklan. Pelanggan melihat kemasan di toko-toko, ketika mereka akan membeli produk.


Pengemasan dapat menurunkan biaya distribusi

pengemasan yang lebih protektif sangat penting bagi pabrikan dan grosir. Mereka terkadang harus membayar biaya barang yang rusak dalam pengiriman. Peritel juga memerlukan pengemasan yang protektif. Pengemasan dapat mengurangi biaya penyimpanan dengan mengurangi kerusakan, kebusukan, dan pencurian. Kemasan yang baik juga akan menghemat tempat dan lebih mudah untuk ditangani dan dipajang.


Kode produk uniersal mempercepat penanganan

untuk mempercepat penanganan produk-produk yang cepat terjual, pemerintah dan perwakilan-perwakilan industri telah mengembangkan kode produksi universal (universal product code – UPC) yang mengidentifikasikan setiap produk dengan tanda yang dapat dibaca oleh scanner elektronik. Komputer kemudian mencocokkan setiap kode dengan produk dan harga. Kode-kode ini mempercepat proses pengeluaran dan mengurangi kebutuhan untuk menandai harga setiap barang. Sistem ini juga mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh kasir serta mempermudah pengontrolan persediaan dan pelacakan penjualan produk tertentu.


Beberapa Cara Pengemasan Yang Menguntungkan Konsumen dan Pemasar


Peluang untuk menambah nilai

Beberapa faktor keputusan

Contoh

Promosi

Menghubungkan produk dengan produksi



Penentuan merek pada titik pembelian atau pengonsumsian


Informasi produk

Kelinci pada kemasan baterai energizer menjadi pengingat bahwa produk ini “dapat terus dan terus bertahan”


Logo Coke menyapa hampir setiap orang setiap kali kulkas dibuka


Label nutrisi Kraft membantu konsumen untuk memutuskan keju yang akan dibeli, dengan kode UPC mengurangi waktu pemeriksaan dan kesalahan

Proteksi

Untuk pengepakan dan penyimpanan


Dari kerusakan



Dari pengutilan

Pemutar mp3 Sony tetap terjaga dengan adanya pemasangan styrofoam


Segel keamanan tylenol mencegah kerusakan


Kardus pembungkus pisau gillete terlalu besar untuk bisa disembunyikan dalam tangan

Peningkatan produk

Lingkungan



Nyaman digunakan




Menambah fungsi produk

Botol detergen tide dapat di daur ulang


Tube yoplait go-gurt dapat dipencet memudahkan proses makan pada saat bepergian dan situasi baru


Tabung plastik masih dapat digunakan daam kulkas saat produk Cool whip habis


MELINDUNGI NAMA MEREK DAN NAMA DAGANG

Common Law dan Civil Law AS melindungi hak dari pemilik merek dagang dan nama merek. Lanham Act (1946) menjelaskan jenis-jenis tanda (termasuk nama merek) yang dapat dilindungi dan metode pasti untuk melindunginya. Hukum tersebut dapat diaplikasikan untuk barang yang dikirimkan antarnegara bagian atau perdagangan luar negeri.

Lanham Act tidak memaksakan registrasi. Namun, melakukan registrasi di dalam Lanham Act seringkali merupakan langkah pertama untuk melindungi sebuah nama dagang agar dapat dipergunakan dalam pasar internasional. Hal tersebut karena beberapa negara memerlukan nama dagang tersebut diregistrasikan dalam negara asal sebelum mereka dapat melakukan registrasi atau melindunginya.

Anda harus melindungi milik anda
sebuah merek dapat menjadi aset nyata bagi perusahaan. Setiap perusahaan harus mencoba untuk melihat bahwa mereknya tidak menjadi istilah deskriptif umum untuk jenis produknya. Ketika hal ini terjadi, nama merek atau merek dagang menjadi milik publik – dan pemilik akan kehilangan semua haknya. Hal ini terjadi pada nama cellophane, aspirin, shredded wheat, dan kerosene.

Pemalsuan dapat diterima di beberapa tempat
bahkan ketika sebuah produk diregistrasikan secara resmi, pemalsu masih dapat membuat tiruan yang ilegal. Banyak merek terkenal – mulai dari jeans Levi's, jam tangan Rolex, hingga obat mag Zantax – menghadapi masalah ini. Tentu saja tiruan bajakan digital dari lagu, film, dan buku secara rutin dapat dilihat di internet. Pemalsuan ini terutama banyak dilakukan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, China, Korea Selatan, dan negara berkembang lainnya. Di Indonesia sebagai contoh, banyak DVD, CD, software, sepatu dan barang tiruan lainnya yang dijual secara ilegal. Pemalsuan dapat menjadi bisnis besar, maka berbagai upaya untuk menghentikannya hanya akan mencapai batas keberhasilan tertentu. Terdapat juga perbedaan dalam nilai-nilai budaya. Di Korea Selatan, misalnya, banyak orang tidak melihat bahwa pemalsuan sebagai hal yang tidak etis untuk dilakukan.

BERBAGAI KONDISI YANG MENDUKUNG PENENTUAN MEREK (BRAND)

Dapatkah anda mengingat kembali nama merek (brand) untuk map arsip, rangka tempat tidur, steker kabel listrik, atau paku? Berdasarkan contoh tersebut, tidaklah selalu mudah untuk membangun merek yang terpercaya.

Kondisi berikut ini mendukung penentuan merek yang sukses :

  1. Produknya mudah untuk dinamai dan diidentifikasikan berdasarkan merek atau merek dagang.

  2. Kualitas produk mudah dipertahankan dan memiliki nilai terbaik dalam hal harga.

  3. Memiliki ketersediaan yang dapat diandalkan dan tersebar. Ketika mulai menggunakan sebuah merek, pelanggan ingin dapat terus menggunakannya.

  4. Permintaan cukup kuat sehingga harga pasar cukup tinggi untuk membuat upaya pembangunan merek menguntungkan.

  5. Terdapat skala ekonomis. Jika penentuan merek sangat sukses, biaya akan turun dan keuntungan meningkat.

  6. Lokasi rak atau tempat pajang yang baik di toko akan membantu. Ini merupakan hal yang dapat dikendalikan oleh peritel ketika mereka memiliki merek untuk produk mereka sendiri.

Secara umum kondisi-kondisi ini kurang lazim di negara-negara atau daerah-daerah yang perekonomiannya kurang berkembang, dan hal tersebut menjelaskan mengapa upaya untuk membangun merek dalam negara-negara kurang berkembang sering kali gagal.

Minggu, Februari 08, 2009

TEKNOLOGI INTERNET MENGUBAH BENTUK PASAR BISNIS (KEDUA)

Diperlukan lebih banyak kemajuan dan inovasi
Ketika hal-hal lain dari bauran pemasaran seorang pemasok adalah sama, seorang pembeli jelas akan lebih menyukai harga rendah. Akan tetapi, “hal-hal lainnya” tidak selalu sama. Kita perhatikan contoh ini, misalkan mengapa seorang pembeli mungkin lebih menyukai hubungan akrab dengan lebih sedikit penjual. Maka, perangkan internet yang terutama memfokuskan pada penurunan harga beli tidak harus menurunkan total biaya pembelian atau memberikan keuntungan pada semua jenis pembelian.

Sistem pesanan e-commerce sudah lazim
Sistem e-commerce kini secara otomatis menangani pesanan rutin dalam porsi besar. Para pembeli memprogramkan tatanan keputusan yang memberi tahu komputer cara memesan dan meninggalkan detail-detail yang sudah lengkap. Misalnya, ketika sebuah pesanan untuk bahan-bahan atau komponen tertentu masuk, sistem komputer itu secara otomatis memesannya dari pemasok yang tepat, menentukan tanggal pengirimannya, dan menjadwalkan produksinya.
Jika kondisi ekonomi berubah, para pembeli memodifikasi instruksi komputernya. Namun, ketika tidak terjadi sesuatu yang luar biasa, sistem komputer itu terus melakukan pembelian ulang secara rutin sesuai perkembangan kebutuhan - secara elektronik mengirimkan pesan pembelian kepada pemasok regulernya.

Tentu saja, merupakan penjualan yang besar jika terpilih sebagai pemasok utama yang secara rutin menerima semua order elektronik dari seorang pelanggan untuk produk-produk yang anda jual. Seringkali pelanggan seperti ini akan lebih terkesan oleh bauran pemasaran (marketing mix) yang menarik untuk keseluruhan lini produk dari pada hanya pada harga yang lebih rendah untuk pesanan tertentu. Lebih jauh, mengubah keseluruhan sistem pembelian hanya karena seseorang menawarkan harga rendah pada saat tertetu bisa menjadi terlalu mahal dan sulit.

Pelanggan jasa kecil menyukai pembelian via internet
Perusahaan kecil bidang jasa yang tidak banyak menarik perhatian pribadi para wiraniaga sering mengandalkan e-commerce bagi banyak pembelian mereka. Pembelian oleh pelanggan-pelanggan kecil dapat meningkat - maka bagi banyak pemasok, pelanggan-pelanggan kecil ini merupakan pasar target yang penting. Jumlah pemasok yang melayani kebutuhan pelanggan ini dengan memanfaatkan situs web yang dirancang khusus semakin banyak. Sebuah situs web yang dirancang secara baik dapat efisien bagi pelanggan maupun pemasok. Pelanggan bisnis memperoleh informasi, memberi order, atau menindaklanjuti dengan telepon atau email untuk mendapatkan perhatian pribadi dari seorang wiraniaga atau petugas layanan pelanggan ketika diperlukan.

Para pembeli melihat tampilan komputer secara seksama
Saat ini, kebanyakan perusahaan besar menggunakan sistem yang canggih untuk mengisi kembali persediaan. Pemindai (scanner) di bagian pengecekan memantau persediaan keluar - dan komputer menggunakan data ini untuk memperbarui catatan. Pedagang ritel dan grosir pun menggunakan sistem pengendalian otomatis yang menghasilkan laporan harian yang memperlihatkan penjualan setiap produk. Dengan informasi seperti ini, para pembeli mengetahui, secara rinci, profitabilitas dari beraneka macam produk yang bersaing. Jika sebuah produk tidak mengalami pergerakan, peritel mungkin enggan menerima permintaan seorang wiraniaga agar produknya lebih diperhatikan atau permintaan tambahan ruang di rak.

Mesin pencari kehilangan basis data (database) yang penting
Banyak manajer yang tidak menyadari bahwa informasi yang tersimpan di internet berada dalam format database yang tidak ditemukan menggunakan mesin pencari situs web standart. Untuk mencari informasi dalam database tersebut, pertama-tama anda harus melokasi situs web dengan database yang relevan dan kemudian menggunakan software di situs tersebut untuk melakukan pencarian ke dalam database. Direktori-direktori yang mendeskripsikan database situs membantu untuk tahap pertama.

Kelompok minat khusus di internet
Banyak manajer pemasaran bergabung dengan kelompok diskusi atau milis yang berbagi informasi mengenai topik tertentu. Menjadi anggota kelompok semacam ini seperti berlangganan buletin elektronik. Mirip dengannya, beberapa situs web menyediakan notifikasi email otomatis ketika informasi yang ditawarkan diperbarui. Layanan ini sangat bermanfaat karena informasi datang kepada anda secara otomatis - bahkan sebelum anda menyadari bahwa informasi itu ada. Malahan, informasi tersebut bisa jadi tersedia di situs web perusahaan pesaing. Rilis pers pesaing atau lowongan kerja yang mereka tawarkan kadang menyediakan informasi penting mengenai rencana ke depan. Microsoft, misalnya, menaruh perhatian besar pada daftar lowongan pekerja yang dimuat di situs pesaingnya.

Beberapa manajer pemasaran menggunakan pendekatan yang lebih aktif. Mereka masuk ke dalam blog atau kelompok-kelompok diskusi online untuk “mencuri dengan” atau mengajukan pertanyaan ketika para konsumen sedang mengobrol tentang perusahaan atau merek tertentu. Mesin pencari khusus, seperti Blogdex dan Google Groups, akan membawa anda ke jenis situs semacam ini.

TEKNOLOGI INTERNET MENGUBAH BENTUK PASAR BISNIS (PERTAMA)

Internet dan e-commerce B2B (Bisnis to Bisnis) telah mengubah cara banyak keputusan pembelian dibuat. Biaya pencarian informasi pasar lebih rendah. Komunikasi timbal balik antara pembeli dan penjual lebih efisien. Biaya transaksi seringkali juga berkurang. Sebagai contoh, sistem pemesanan online menghilangkan kemacetan pada lamanya administrasi manual, mempercepat pengiriman, dan mengurangi biaya persediaan.
Pembeli-pembeli organisasi mengandalkan beragam perangkat penting untuk e-commerce. Untuk memperjelas peran yang dimainkan masing-masing dalam pembelian, kita akan melihatnya secara terpisah. Namun, seringkali satu situs Web (sekumpulan situs yang terhubung) menggabungkannya.

Pembeli sangat mengandalkan mesin pencari
Para manajer pembelian sangat mengandalkan mesin pencari Internet untuk mengidentifikasi secara cepat pemasok-pemasok baru, cara-cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan, dan informasi untuk memperbaiki keputusan. Dalam sebuah survey terhadap para pembeli bisnis, lebih dari 90 persen mengatakan langkah pertama mereka untuk memuaskan kebutuhan baru atau yang belum terbiasa adalah meminta bantuan mesin pencari. Para pembeli sering mengandalkan mesin-mesin pencari spesifik guna memenuhi kebutuhan tertentu - seperti mesin yang dapat mencari semua jenis baja yang memenuhi spesifikasi teknis tertentu dan selanjutnya membandingkan harga pengirimannya. Akan tetapi, para pembeli juga menggunakan mesin pencari umum seperti Google. Pencarian ke seluruh web sering dapat menemukan produk-produk yang sudah tersedia sehingga menghapuskan kebutuhan untuk membeli barang-barang mahal dan pesanan khusus. Misalnya, sebuah perusahaan di Saudi Arabia memesan cincin karet kecil senilai 1.000 dolar dari Allstates Rubber & Tool, sebuah perusahaan kecil di pinggiran kota Chicago. Jika pencarian yang dilakukan pembeli tidak menemukan situs web Allstates, satu-satunya alternatif adalah mengeluarkan uang jauh lebih banyak untuk mendapatkan cincin pesanan khusus - dan Allstates tidak akan mendapatkan pelanggan baru.
Para manajer di pasar B2B mengetahui pentingnya memiliki situs web yang memberikan informasi yang dibutuhkan para pembeli mengenai keseluruhan bauran pemasaran perusahaan. Untuk memastikan bahwa para pembeli menemukan situs web tersebut, banyak perusahaan membayar jasa mesin pencari untuk penempatan khusus di daftar hasil pencarian. Biasanya hal ini berbentuk relasi (iklan) sponsor untuk situs web penjual dan muncul pada halaman pertama dari daftar hasil pencarian itu.

Pasar online menghubungkan pembeli dan penjual dalam industri-industri tertentu
Pasar online menawarkan informasi mengenai hal yang menarik bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di pasar atau industri tertentu. Situs-situs ini membantu pelanggan mencari pemasok dan sebaliknya, tetapi banyak juga yang menawarkan buletin, toko buku, laporan riset pasar, dan sarana mencari pekerjaan. Di VertMarkets (www.vertmarkets.com), terdapat sambungan ke 68 pasar online yang mencakup banyak bisnis, mulai dari pembuatan semikonduktor hingga jasa makanan. Pasar online menyediakan “one-stop-shopping” bagi beberapa pembeli organisasi; mereka dapat mengikuti berita-berita industri, mengidentifikasi pemasok, mengumpulkan informasi yang relevan dengan pembelian, dan memberikan pesanan. Bagi penjual, pasar adalah cara yang baik untuk membangkitkan posisi terdepan dalam penjualan baru.

Situs katalog menjadikan pencarian dan pengiriman otomatis
Situs-situs katalog biasanya memudahkan pencarian dan pemesanan produk yang diproduksi oleh berbagai pemasok. Misalnya, selama 75 tahun W.W. Grainger, seorang pedagang grosir, telah menjual beragam pasokan untuk perawatan, perbaikan, dan operasi yang digunakan di banyak industri. Kini, situsnya (www.grainger.com) mempercepat dan memudahkan pelanggan untuk mencari katalog elektroniknya yang setebal 3.700 halaman lebih.
Sebagian besar situs web katalog mengindikasikan apakah sebuah produk tersedia dan memungkinkan pelanggan untuk menelusuri status pengirimannya. Banyak situs yang juga memperbaiki kualitas informasi yang ada. Misalnya, alih-alih hanya menyediakan deskripsi dasar sebuah motor listrik, sebuah situs web katalog B2B mungkin menyediakan file unduhan dengan gambar teknik yang rinci serta detail-detail elektriknya.

Sabtu, Februari 07, 2009

Memulai Usaha Dari Sebuah Gagasan..!

Bagi mereka yang berniat memulai usaha, pada umumnya masalah pertama yang dihadapi adalah pertanyaan tentang bidang usaha apa yang sebaiknya dijalankan.

Pertanyaan yang kelihatan remeh ini, sesungguhnya mempunyai bobot yang besar sekali artinya dan amat menentukan masa depan perusahaan yang akan didirikan tersebut. Bahkan, kemungkinan besar juga menentukan masa depan sipengusaha sendiri. Jadi, bagaimanakah cara yang paling tepat untuk menentukan bidang usaha ?

Menurut logika, sebuah usaha yang berpeluang untuk berjalan dengan lancar adalah usaha yang tingkat persaingannya kecil, tetapi tingkat kebutuhan pada konsumennya tinggi. Tentu dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya sudah terpenuhi. Untuk bisa menekan tingkat persaingan sampai sekecil mungkin, maka seyogyanya produk yang akan dijual merupakan produk yang mempunyai sifat-sifat orisinil, belum pernah dibuat orang lain, atau bila produk itu berupa produk yang sudah ada sebelumnya, sebaiknya mempunyai nilai tambah yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.

Banyak kejadian memperlihatkan bahwa kecenderungan orang untuk memulai usaha adalah dengan mengikuti trend saat tertentu. Misalnya, kalau sekarang banyak orang mendirikan ruko (rumah-toko) , maka dengan anggapan usaha yang diminati banyak orang itu pasti menguntungkan, lalu beramai-ramai ikut mendirikan ruko. Pola berpikir seperti ini terlalu menggampangkan, seakan-akan menyamakan trend bisnis dengan trend mode. Dibidang mode, kalau saat ini sedang digemari potongan rambut crew-cut (potongan pendek) misalnya, tidak ada masalah bagi siapa saja untuk meniru. Akan tetapi, kalau kita meniru bidang usaha yang sudah begitu banyak orang lain menjalankannya, berarti kita terjun kedalam suatu lahan yang sudah penuh sesak dengan persaingan. Sulit untuk kita bisa berkembang dalam situasi yang demikian, apalagi bila kita pendatang baru yang sudah “kesiangan” (terlambat).

Sejak tahun-tahun 1970-an, pola “ngikut trend” ini banyak dilakukan orang pada bidang-bidang yang segera menjadi jenuh, seperti mendirikan theater, klub malam, taksi, radio swasta niaga, diskotik, mendirikan apartemen, RSS (rumah sangat sederhana), wartel (warung telekomunikasi) dan lain-lain.

Di bidang finansial bahkan menjadi mode bagi sementara orang baik pengusaha maupun bukan, untuk terjun bermain valas (valuta asing), bursa saham bahkan bursa komoditi. Tidak sedikit mereka yang pengetahuannya terbatas tentang bidang-bidang tersebut ikut-ikutan bermain, lalu tiba-tiba, tanpa mengerti sedikitpun tentang alasannya, uangnya dinyatakan amblas tidak bisa dicegah lagi. Kejadian seperti ini terlalu mengerikan untuk dialami oleh setiap calon wiraswastawan yang punya idealisme.

Alex S. Nitisemito dalam bukunya “Memulai Usaha Dengan Modal Kecil”, memberikan contoh yang bagus tentang seorang pemilik kebun apel yang pada suatu hari menemukan buah apel yang jatuh ketanah bekas dimakan burung. Karena buah apel tersebut ternyata berbau anggur, maka timbullah gagasannya untuk mendirikan usaha minuman sari buah apel.

Yang demikian itu merupakan ide orisinil. Bukan tiruan atau menjiplak ide orang lain. Henry Ford memulai usaha dengan gagasan untuk membuat mobil yang baik bagi masyarakat banyak dengan harga terjangkau, dan usahanya sukses. Begitu juga Bill Gates yang berangan-angan untuk “mengkomputerkan” seluruh dunia, ternyata melesat begitu cepatnya menjadi raja komputer sejagat.

Ide atau gagasan tidak selalu datang begitu saja tanpa disangka-sangka, sehingga orang tidak akan bisa mengetahui kapan ide itu akan datang. Jangan menunggu datangnya ilham, atau mengharapkan bisikan gaib melalui mimpi saat tidur. Ide harus dikejar, dipikirkan dan dicari. Ini suatu bukti yang menguatkan bahwa kewiraswastaan adalah “kerja otak” bukan “kerja otot”. Gagasan bisa datang dan terjadi kapan saja, maka kita harus selalu waspada. Seperti contoh di atas, pemilik kebun apel ada dalam keadaan waspada sehingga ia bisa mencetuskan sebuah ide besar berdasarkan sebuah kejadian kecil. Kalau tidak, ribuan buah apel bekas dimakan burung yang berjatuhan keatas tanah, tetap tinggal membusuk tanpa arti apa-apa bagi siapa pun.

7 Alasan Utama Mempromosikan Suatu Bisnis Melalui Internet

Walaupun sudah memiliki bisnis ‘offline’ sendiri, mempromosikan bisnis melalui internet tetap PENTING.

Karena hal ini yang akan membuat selangkah lebih maju daripada kompetitor. Bahkan juga bisa melipatgandakan keuntungan. Mengapa begitu?

Karena internet memiliki kelebihan-kelebihan berikut ini:

1. Siap Sedia 24 Jam
Tidak seperti praktek bisnis offline lainnya yang layanannya tergantung pada hari kerja dan jam kerja, web site selalu siap sedia 24 jam serta bisa diakses oleh pelanggan dari mana saja dan kapan saja.

2. Menjangkau Pangsa Pasar Yang Tertarget
Melalui promosi online, bisa secara efektif memasarkan bisnis berdasarkan pangsa pasar yang ditargetkan. Baik dari segi area, minat, kebutuhan pelanggan, bahasa, dan lain-lain.

3. Mengangkat Citra Bisnis
Dengan memiliki sebuah web site, citra (image) bisnis bisa terangkat. Walau bisnis tidak besar, tetapi melalui kehadiran secara online, citra bisnis akan terangkat dibandingkan kompetitor lain dan bisa bersaing dengan perusahaan besar.

4. Biaya Pemasaran Yang Lebih Efektif Dan Efisien
Karena pemasaran melalui internet sangat tertarget dan biaya relatif lebih rendah dibanding pemasaran offline, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pemasarannya juga lebih efektif dan efisien.

5. 'Memposisikan' Bisnis Di Masa Depan!
Semakin hari, semakin banyak bisnis yang hadir secara online. Demikian juga kompetitor . Kalau tidak sekarang, kelak pun mereka akan menghadirkan bisnisnya melalui internet. Karena itu, kehadiran situs bisnis di internet, setidaknya telah menolong memposisikan bisnis di masa depan.

6. Mempermudah Dalam Membangun Hubungan Baik Dengan Pelanggan.
Karena internet adalah media yang interaktif, dapat dengan mudah menjalin komunikasi dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Baik itu melalui newsletter, ‘kotak saran’, survey/polling, forum,dll. Kelebihan macam-macam ‘perangkat’ ini, bisa melayani banyak pelanggan dalam satu waktu.Lebih hemat waktu, tenaga dan biaya bukan ?! :-)

7. Sistem Otomatisasi Yang Responsif
Melalui sistem otomatisasi, web site bisa memberikan respon dengan cepat jika datang ‘pesanan’ atau permintaan informasi bisnis yang lebih lengkap dari pelanggan. Di jaman yang serba instan ini, kecepatan layanan adalah yang utama bukan?! :-)

Rabu, Januari 07, 2009

Classic small car looks the same, but packed with big improvements

Looks can be deceiving in new Mini Cooper

2007 Mini Cooper S
The new Mini Cooper is still cute enough to make ‘Hello Kitty’ look scarily sinister by comparison.


Mini USA



Base price: $21,200 ($26,170 as tested).

Fuel economy: 29 MPG city; 36 MPG highway.

Standard equipment: Turbocharged 172-horsepower 1.6-liter I-4 engine, six-speed manual transmission, air conditioning, power steering, remote door lock.

Safety equipment: Antilock brakes, electronic stability control, front airbags, front-row side airbags, side air curtains.

Major options: Panoramic sunroof, automatic climate control, heated seats, automatic headlights, rain-sensing wipers.

Pros: So cute you just want to pinch its cheek. The most fun you’ve had in a car since parking after the prom. Excellent gas mileage.

Cons: Back seat is virtually useless. Optional center armrest obstructs gear changes. Center speedometer obstructs speed checks.

Verdict: Don’t let your eyes fool you — while the Mini Cooper looks like its forebear on the outside, upgrades to the engine and suspension make the all-new Mini Cooper a worthy successor to its delightful predecessor.

Source: Mini USA
REVIEW
By Dan Carney
msnbc.com contributor
updated 12:47 p.m. ET April 5, 2007

Dan Carney

E-mail

As good as computers are at calculating your taxes, dredging up phone numbers and relaying critically important photos of Britney Spears in various states of dress, the human brain is vastly superior at pattern recognition. That’s why many Web sites use those drunkenly jagged passwords that humans can recognize and computers can not.

But the human ability to connect familiar-looking new objects with those we’ve seen before can leave us bored, even if those objects have changed in unseen ways. A case in point is the 2007 Mini Cooper S.

It’s a dead ringer for its predecessor, despite being an entirely new car with genuine improvements. That means it’s still cute enough to make “Hello Kitty” look menacingly sinister.

In the Autoblog Garage: 2008 MINI Cooper Clubman


click above for high-res gallery of the 2008 MINI Cooper Clubman

"You want a large for $.25 more?" That's what the popcorn drone behind the concession counter asks when you order a medium Coke at the movies. You may not need it, but hell, it's offered, so you pull the trigger. The same thing is happening in auto showrooms. Why settle for just an Escalade when you can have the ESV? This year, even BMW-owned MINI is getting in on the act. The result is the MINI Cooper Clubman, which your local MINI salesperson will happily offer for just $2,000 more than the regular Cooper.

So, what does that extra two grand (before options) really get you? After all, the regular MINI Cooper is a tidy little package; it's great looking, fun, and economical, while offering a high level of factory customization and/or personalization. Want more performance? Buy an S. Want even more than that? Get the JCW. If you wanted more room, however, you had a problem. Until now. Enter the Clubman. MINI has decided to expand the niche it occupies by combining the red meat its core customers want -- the cars' signature styling and entertaining nature -- with more room for people and stuff. But not too much more, because then it wouldn't be a MINI. The idea was to get bigger while remaining small. What a conundrum. Go too big, and you squash brand identity, don't go big enough, and the whole exercise is a waste of everyone's time.


All photos Copyright ©2008 Alex Núñez, Weblogs, Inc.

click any image to enlarge


Our tester was a standard non-turbo Clubman finished in Pepper White with a black roof and black rear-door trim. Appearance-wise, it just looks like a bigger Cooper, which is the general idea. The Clubman half-door on the passenger side and twin barn doors in back are the model's obvious visual cues -- there's no "Clubman" badging on the exterior at all. Inside, it was embroidered on the floormats. Additional length does little to lessen the MINI's squat, eager stance. Sitting out in the driveway, it looks like a wheeled version of the Pokey Little Puppy, and people always smiled at it. Because really, who doesn't love a puppy?




Notable additions to our tester included the Sport Package and Premium Package ($1,500 apiece), the latter of which includes a pretty impressive panoramic roof. Both panels tilt up, and the front glass slides back. The Clubman is a full ten inches longer than its little brother, and it sports a 3-inch longer wheelbase. This translates into a back seat that's actually tolerable for adults, assuming neither the front nor rear occupants are particularly tall. I'm 5' 9", and I was able to sit behind the driver's seat in a state of reasonable comfort. With a taller driver, probably not so much, and as I said, tall backseaters are probably going to have a hard time getting settled in unless the person in front is of Ewok stature. Accessing the back seat requires you to flip the front seatbacks forward, even on the passenger side where the so-called Clubman door lives. That spare door makes clambering in back substantially easier, and why MINI didn't put one on both sides is a bit mind-boggling.



The mini door is especially handy is if you have kids. I positioned my 2-year-old son's car seat on the side with the Clubman-door, since that gave me more room to work with when it came time to buckle him in. My daughter, age 5, was fine climbing through the driver's side and getting herself strapped into her booster. Parents still using the LATCH connections will find the anchors easily accessible through plastic tunnels in the seatbacks -- no digging under the cushions is necessary. As a people carrier, the Clubman is a substantial improvement over the regular Cooper, whose back seats are sized for miniature pinschers and Micronauts.



In addition to legitimately carrying four humans, the Clubman can also haul more of their stuff. Walk around the back of the car, pull open the side-by-side barn doors, and you'll find 9.2 cubic feet of storage behind the second row. If you're thinking, "that's not that much," you're right, but it's still a sight better than the 5.7 cubes the regular Cooper has to offer. The Clubman's cargo area doesn't incorporate the minivan-like recessed tray the small Cooper uses. Instead, you have a flat load floor with a cargo net to secure loose items. There's some additional storage under that floor and the barn doors themselves are equipped with small, map-pocket-like bins.
I had to take Millie, my 52-pound border collie mix, to the vet in the Clubman, and she was content sitting on a beach towel in the standard cargo area behind the back seat. She did her usual thing there, peering out the windows and barking her damn fool head off at every living being that crossed her field of vision. If you're planning on throwing a bag of golf clubs or any other item larger than my dog in back, you're going to have to flip down the second row (or at least part of it). With both rear seats dropped, total cargo capacity increases to 32.8 cubic feet, a decent bump over the Cooper's 24 and change.



Style rules all in the passenger cabin. This is evident the moment your glutes dent the pleatherette-shod sport seat. From this well-bolstered and comfortable vantage point, you can take in the surroundings BMW's interior designers came up with. A nice, meaty steering wheel is complemented by a column-mounted tachometer with an integrated multifunction display. Very nice. A glance to the right brings the speedometer into view. Given that it's the approximate size of the second Death Star, it's sort of hard to miss. I mean, people three cars back in traffic can't miss it either. The giant speedo is also home to the warning lights, fuel gauge, radio display and radio controls, the latter of which look simple, but are less than intuitive -- remember, the MINI is brought to you by the same people who invented iDrive. I ultimately got acclimated enough to configure my presets, and once I found the AUX jack and had my iPod plugged in, I never bothered with the actual radio again anyway.



The HVAC controls come next, and their central display and outboard buttons form the shape of the MINI logo. Cute, but it's also easy-to-use. An array of various toggle switches finishes off the stack. All are clearly labeled and caged off from one another, because heaven forbid you accidentally turn on the rear defogger. A similar arrangement is mounted to the ceiling, where you'll find the sunroof controls. The rest of the interior is comprised of good-looking plastics highlighted with shiny piano black trim. When you take in all the interior elements as a whole, the arrangement comes together well visually.



One thing that's genuinely annoying about the Clubman is its rearward visibility (or, more precisely, the lack thereof). The barn doors look neat and all, but when closed, their meeting point obscures the middle third of the rearview mirror, rendering it essentially useless. Whatever's directly behind you is either partially or completely hidden every time you glance up to check your surroundings. This begs the question, were the barn doors really necessary? I know they're a nod the same-style doors found on the original Mini Traveller, but one of the benefits of hindsight is that you get to learn from the past. A regular liftback would not have diminshed the Clubman's looks one bit, and it would have let you see out the back of the car.

Stick the flying saucer-shaped key fob into its in-dash receptacle, press in the ovoid clutch pedal, and hit the start button to bring the MINI's PSA-sourced 1.6L four to life. Rated at 118 horsepower, the French motor isn't one to set your hair alight, but it's plenty good at motivating the Clubman. It emits a throaty rasp as you work the six forward gears, a task made easy thanks to a tall shifter that falls right to hand and is easy to row through the pattern. I pressed the Sport button located ahead of the bezel that surrounds the boot and a little green light illuminated, letting me know I was now in Sport mode. Good thing, because I probably wouldn't have known otherwise. I later cracked open the manual, which informed me that the Sport setting delivers better throttle response and more direct steering. These changes are far from dramatic, and if you're interested in the real Sport mode offered by MINI, you tell the nice man at the store you want the Cooper S Clubman and go from there.

Driving the Clubman is a great source of amusement. Give it a head of steam, hustle it along a curvy stretch of tarmac and watch the smiles come. It's not all-powerful, but it's wonderfully sorted, well-behaved and predictable, doing what you ask of it with little fuss. Torque steer is nonexistent with the base motor, which is just as happy to putter around in errand mode as it is for you to put the spurs to it when the road and conditions allow. The suspension keeps you solidly-planted without being harsh; the slightly longer wheelbase likely helping strike this comfortable balance between refinement and sportiness. Not only is the car a gas to wheel around in, it also earns its chops as a commuter averaging 31 mpg all-around in a mix of local and highway driving, with a fair allotment of crummy stop-and-go Merritt Parkway traffic thrown in. That kind of mileage with gas at four bucks a gallon works for me. That it comes in such an entertaining little box is gravy.



So, getting back to the original question we started with, is the Clubman worth the price premium over the regular Cooper? If you're shopping for a MINI and need a little more utility, drive with more than one other person in the car, or have kids, choosing the Clubman over the regular Cooper is a total no-brainer. It puts all of the good stuff from the smaller car in a more useful, yet admittedly quirky package. "Quirky" is charming to some and off-putting to others, though, and our car's $25,450 as-tested price also puts it solidly into the "you've really got to want it" category. You can certainly spend less and get a car that's equally or more practical in terms of packaging, and that's what some potential buyers will undoubtedly choose to do. Not everyone thinks that way, though, and this is where the MINI wins fans. It's a premium vehicle that has panache many other compacts lack, both visually and in the driving experience itself. With the Clubman, current MINI drivers are given something to trade up to if they outgrow their Coopers, and people like me, who would have otherwise never even considered a MINI in the first place, now have a reason to stick their heads in the door. The Clubman isn't perfect, but it pulls off the trick of being a genuinely useable big MINI without sacrificing any fun along the way.

Click here to view the 2008 MINI Cooper Clubman's tech specs at AOL Autos.

All photos Copyright ©2008 Alex Núñez, Weblogs, Inc.

AutoblogGreen drives the MINI Cooper D, at 47 mpg who cares about fuel prices!


click on the MINI Cooper D for a high-res gallery

Back in the 70s, the first great oil shock threatened to obliterate the fun in driving. This time around, that's not the case. Modern electronic management systems and highly efficient engines are allowing engineers to create drivetrains that provide outstanding fuel economy and performance. Combine those two elements with a great chassis and you can have a blast behind the wheel -- without draining your wallet or your conscience. Such was the case with AutoblogGreen, which had the opportunity to spend a few days thrashing some European unobtanium, courtesy of Bosch Automotive Systems. The MINI Cooper D (as in diesel power) combines 177 lb.-ft. of torque with the already competent MINI chassis, and delivers driving thrills while returning a massive 47 mpg! Head over to AutoblogGreen for the full review.